PALEMBANG | Superejatv.com -, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Sumatera Selatan (IWO) Efran mengungkapkan pertemuannya dengan Dr Wijaya diibaratkan botol bertemu dengan tutup.
Hal itu terlontar saat Efran menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (Mou) antara Pengurus Wilayah IWO Sumsel dengan The Wijaya Insitute di Kantor Redaksi suarametropolitan.com, Kamis (15/02/24).
Menurut mantan Ketua IWO PALI itu, Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang itu mempunyai ideologi yang sama dengan dirinya. Ia mengaku kemiripan gagasan itu adalah semangat perjuangan yang tertanam dalam jiwa Dr Wijaya.
“Ketika bertemu pertama kali saya langsung nyambung dengan beliau,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Superejatv.com
Karna itu, Efran bersedia menerima tawaran kerjasama antara The Wijaya Institute dengan Pengurus Wilayah IWO Sumsel.
Selain itu, kata Efran, ketertarikan dirinya tak hanya dilihat dari gagasan, konsep, dan ide dalam diri akademisi senior Kota Palembang itu.
Efran menilai demikian karena mengingat Dr Wijaya merupakan sosok yang langkah, menurut Efran , jarang sekali pendidik Kota Palembang yang mempunyai karakter kritis sama seperti dirinya.
“Yang saya tahu, selain sebagai tenaga pengajar beliau adalah seorang pengusaha yang berhasil. Tapi Dr Wijaya mau mewakafkan dirinya untuk membangun peradaban dan kemanusiaan,” katanya.
Efran menyatakan ada beberapa hal yang menjadi ruang lingkup kerjasama pihaknya bersama The Wijaya Insitute yakni kegiatan seminar, lokakarya, pendidikan, investigasi, dan pelatihan jurnalistik.
Selain itu, ujar Efran, juga kerjasama dalam bidang penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan wartawan online, pertukaran informasi, dan kontrol sosial.
“Kita sudah sepakat, The Wijaya Institute bersama IWO Sumsel akan menjadi “watchdog” dalam dunia digital,” terangnya.
Menindaklanjuti Mou tersebut, dalam beberapa minggu kedepan Pengurus Wilayah IWO Sumsel dan The Wijaya Insitute akan menggelar seminar di salah satu Universitas Kota Palembang.
Disisih lain, Efran mengaku, saat pertemuan pertama ia langsung menawarkan kesediaan Dr Wijaya agar menjadi bagian dari IWO Sumsel. Dr Wijaya, terang Efran, masuk dalam jajaran kepengurusan sebagai Dewan Kehormatan.
Berkenaan dengan itu, Efran langsung mendaulat Dr wijaya menjadi pembicara untuk mengisi materi Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Ke- II IWO Sumsel Tahun 2024 nanti.
Efran menyatakan Mou tersebut sebagai bagian upaya pergerakan roda organisasi sehingga dapat membantu menjalankan program dan kegiatan IWO Sumsel tahun 2024.
Kendati demikian, menurut Efran, IWO Sumsel akan terus menjalin kerjasama dengan semua pihak. Ia mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan menandatangani MoU dengan Kantor Hukum Nusantara Palembang untuk pembentukan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) IWO Sumsel.
Untuk itu, Efran berharap agar penandatanganan MoU itu dapat menjadi referensi bagi Pengurus Daerah IWO Kabupaten/Kota se Sumsel.
Sementara, Direktur The Wijaya Insitute Dr Wijaya mengatakan kesamaan karakter dan visi misi menjadi kriteria sebagai landasan kerjasama antara pihaknya dengan Pengurus IWO Sumsel.
“Sengaja memiliki ketertarikan sendiri terhadap IWO walaupun di luaran sana banyak organisasi wartawan. Saya dan Ketua IWO memiliki Ideologi yang sama,” kata dia usai penandatanganan MoU di Kantor Redaksi Suarametropolitan.com, Kamis (15/02).
“Saya memilih IWO menurut saya secara ideologis saya suka dengan IWO ini bergerak progresif mudah-mudahan semakin aktif kedepannya,” dia menambahkan.
Dia menilai, sejak dinahkodai Efran, IWO Sumsel menanamkan sikap independen dan jauh dari sistem feodalisme dalam perannya meneruskan cita-cita luhur yaitu menjaga peradaban pers.
“Maka dengan Efran kami bisa menjalin kerjasama, diskusi dan juga sebenarnya ini hanya sebagai bentuk ikatan formal tapi sebelumnya pernah kita lakukan kegiatan pelatihan jurnalistik budaya dan agama yang sudah di jalankan di UIN Raden Fatah Palembang beberapa waktu lalu,” terang dia.
Dia menegaskan akan mendukung penuh semua program dan kegiatan IWO Sumsel yang tertuang didalam Nota Kesepahaman.
“Karena kita bertemu ideologi maka program IWO kita mendukung, contohnya, di bidang sosialisasi meliputi pelatihan -pelatihan pertukaran informasi dan sebagainya,” ujar dia.
Dia mengatakan pihaknya akan berkomitmen dan konsisten memberikan asupan nutrisi pengetahuan kepada wartawan-wartawan yang tergabung dengan IWO di Sumsel.
“Ketika IWO berbicara kita wajib membuat sosialisasi itu pemberdayaan juga terhadap anggota IWO se-Sumsel jadi kita akan melaksanakan pelatihan jurnalistik pra UKW,” kata dia.
Disisih lain, dia berpesan, agar anggota IWO bertindak profesional dalam menjalan tugas jurnalistik dengan menjunjung tinggi dua kitab wartawan dengan taat kepada UU Pers Nomor 40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik.
“Bagi kita disini ada dua prinsip yang kita junjung tinggi pertama tidak melanggar Undang-undang Pers dan tidak melanggar kode etik.Harapan kami insya Allah kita kan lebih bersinergi konsolidasi pencerdasan kepada masyarakat dan anggota IWO,” tutupnya. (eja)